Selasa, 15 April 2008

Hukum pacaran dalam Islam

Hubungan pacaran adalah hubungan nonmahram, yang jelas dilarang yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bisa berpergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya. Ada pula aturan yang lain, yaitu jika ingin berbicara dengan nonmahram, maka seorang perempuan harus didampingi oleh mahram aslinya. Misalnya, seorang siswi SMU yang berpergian berdua-duan dan merasa dunia ilik berdua.

Hal tersebut ditunjukkan oleh firman Allah yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32).

Dari ayat tersebut saja kita sudah tau kalo mendekati aja gak boleh, apalagi melakukan astaghfirullah, nabi Muhammad juga bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”

Ayat tersebut juga telah jelas-jelas menjelaskan bahwa orang laki-laki yang berdua-duaan dengan seorang wanita maka keduanya akan dirasuki setan, atau bisa kita katakan digoda untuk berbuat zina, contoh mudahyaitu berpegangan tangan yang sering dilakukan remaja masa kini. Di sabda di atas Nabi telah menjelaskan bahwa bersentuhan dengan babi yang penuh lumpur itu lebih baik daripada bersentuhan dengan perempuan, Nabi saja sudah menekankan hal tersebut sampai-sampai babi saja dianggap lebih baik(sabda di atas).

Jika alasan kita pacaran adalah untuk menambah semangat belajar, itu merupakan kesalahan FATAL, karena coba kita lihat era Islam zaman dulu Islam begitu maju tanpa adanya pacaran, apalagi kalo kita bilang pacaran karena rasa sayang, GOMBAL, cinta yang sesungguhnya bukanlah cinta kepada sesama jenis, tetapi kepada Allah SWT yang kekal abadi hingga akhir zaman, karena bagaimanapun juga kita manusia diberi Syahwat, tergantung kita menggunakan syahwat kita, positif ataupun negatif. Positif itu jika kita sudah bersuami-istri alias menikah karena hubungan itu telah di karuniai oleh Allah, tetapi negatif jika kita berpacaran selain mendapat dosa hal itu juga tidak ada untungnya.

Karena itu, kita tidak perlu lagi berpacaran karenapacaran bukanlah hal yang membantu kita melainkan hanya menyesatkan keimanan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Blog yang menarik, semoga artikel anda mengenai Islam segera diposting lagi.

Terima kasih.

about..

Your Ad Here

Google search

about,,,,